Pembaca yang dimuliakan oleh Allah ta’ala,
kalau kita membicarakan Ilmu dalam islam, maka kita membicarakan sesuatu yang
tidak ada habisnya untuk di bahas. Sejarah mencatat, kehidupan umat
manusia sebelum diutusnya Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam sangatlah jauh dari
petunjuk ilahi. Norma-norma kebenaran dan akhlak mulia nyaris terkikis oleh
kerasnya kehidupan, karena itulah masa tersebut masa jahiliyah, yaitu masa
kebodohan.
Ketika
keadaaan manusia seperti itu maka Allah pun menurunkan Rasul-Nya, dengan
membawa bukti keterangan yang jelas, supaya Rasul tersebut bisa membimbing
manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang berderang dengan keterangan
yang sangat jelas, dengan bukti-bukti yang sangat jelas, Allah ta’ala
berfirman dalam al-Qur’an, “Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat, karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut (yaitu syaithan dan
apa saja yang disembah selain dari Allah ta’ala) dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak
akan putus dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah: 256)
Islam
adalah agama yang sarat (penuh) dengan ilmu pengetahuan, karena sumber ilmu
tersebut adala wahyu yang Allah ta’ala turunkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu
‘alaihi wa sallam dengan perantara malaikat Jibril ‘alaihis
salam. Allah ta’ala Berfirman: “Dan tiadalah yang diucapkannya (Muhammad) itu menurut hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.” (An-Najm:
3-4) Dengan ilmu inilah Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam tunjukkan semua jalan
kebaikan, dan beliau peringatkan tentang jalan-jalan kebatilan. Nabi Muhammad shalallahu
‘alaihi wa sallam adalah Nabi yang terakhir dan sekaligus Rasul
yang diutus kepada umat manusia dan jin. Maka ketika Rasulullah wafat, beliau
telah mengajarkan ilmu yang paling bermanfaat dari wahyu Allah ta’ala,
ilmu yang sempurna, ilmu yang membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Maka barang siapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang cukup untuk
kebahagiaannya di dunia dan akhirat.
Ilmu
Dahulu Sebelum Amal
Imam
besar kaum muslimin, Imam Al-Bukhari berkata, “Al-’Ilmu Qoblal Qouli Wal ‘Amali”,
Ilmu Sebelum Berkata dan Beramal. Perkataan ini merupakan kesimpulan yang
beliau ambil dari firman Allah ta’ala “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang
berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS.
Muhammad: 19). Dari ayat yang mulia ini, Allah ta’ala memulai dengan
ilmu sebelum seseorang mengucapkan syahadat, padahal syahadat adalah perkara
pertama yang dilakukan seorang muslim ketika ia ingin menjadi seorang muslim,
akan tetapi Allah mendahului syahadat tersebut dengan ilmu, hendaknya kita
berilmu dahulu sebelum mengucapkan syahadat…, kalau pada kalimat syahadat saja
Allah berfirman seperti ini maka bagaimana dengan amalan lainnya, tentunya lebih
pantas lagi kita berilmu baru kemudian mengamalkannya.
Pentingnya
Ilmu Agama
“Al-Imam
Al-Bukhari berdalil dengan ayat ini (Muhammad: 16) atas wajibnya mengawali
dengan ilmu sebelum berkata dan beramal. Dan ini merupakan dalil atsari (yang
berdasarkan periwayatan) yang menunjukkan atas insan bahwa berilmu terlebih
dahulu baru kemudian beramal setelahnya sebagai langkah kedua. Dan juga di sana
ada dalil ‘aqliyah
(yang telah diteliti) yang menunjukkan atas ‘ilmu sebelum berkata dan beramal’.
Hal itu karena perkataan dan amalan tidak akan benar dan diterima sehingga
perkataan dan amalan tersebut mencocoki syariat, dan manusia tidaklah mungkin
mengetahui bahwa amalnya mencocoki syariat kecuali dengan ilmu.” (Syarh
Tsalatsatul Ushul Syaikh ‘Utsaimin)
Ibnu
Baththal berkata, “Suatu amal tidak teranggap kecuali di dahului oleh ilmu, dan
maksud dari ilmu ini adalah ilmu yang Allah janjikan pahala padanya”. Ibnu
Munir berkata, “Imam Al-Bukhari bermaksud dengan kesimpulannya itu, bahwa ilmu
merupakan syarat atas kebenaran suatu perkataan dan amalan. Maka suatu
perkataan dan amalan itu tidak akan teranggap kecuali dengan ilmu. Oleh sebab
itulah ilmu didahulukan atas ucapan dan perbuatan, karena ilmu itu pelurus
niat, di mana niat itu akan memperbaiki amalan.” (Dinukil dari Taisirul
Wushul Ila Nailil Ma’mul, Syarh Tsalatsatul Ushul)
Pelajaran
yang dapat kita petik adalah, kita hendaknya “Berilmu sebelum berkata dan
beramal” karena ucapan dan perbuatan kita tidak akan ada nilainya bila tanpa
ilmu, amalan yang banyak yang kita lakukan bisa tidak teranggap di sisi Allah
kalau tidak didasari dengan Ilmu.
Dalam
Al-Qur’an dan hadits terdapat begitu banyak anjuran yang memerintahkan agar
kita berilmu agama. Bahkan sesungguhnya Allah ta’ala telah memuji
ilmu dan pemiliknya. Menyiapkan bagi siapa saja yang berjalan di atas titian
ilmu tersebut balasan yang baik, pahala, ganjaran, Allah ta’ala
mengangkat derajat kedudukan mereka di dunia dan akhirat. Allah ta’ala
berfirman: “Allah
akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
berilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Pembaca
yang dimuliakan oleh Allah, sudah suatu kepastian bahwa setiap manusia pada
asalnya adalah bodoh, dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun. Allah ta’ala
berfirman, “Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu
pun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78)
Namun
hendaknya setiap pribadi muslim tidak membiarkan dirinya terus menerus dalam
keadaan bodoh akan ilmu agamanya sendiri. Sebab kebodohan itu apabila terus
menerus dipelihara dapat mengantarkannya kepada kehinaan dan kerugian yang
besar. Sebaliknya ilmu agama islam ini adalah satu-satunya ilmu yang dapat
mengantarkan seseorang meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan
akhiratnya.
Berikut
ini di antara motivasi yang Allah dan Rasul-Nya tunjukkan akan betapa mulianya
ilmu:
1.
Pencari ilmu akan Allah mudahkan jalannya menuju Surga.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menempuh sebuah jalan dalam rangka untuk mencari
ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR.
Muslim)
2.
Orang yang dikaruniai ilmu agama merupakan tanda kebaikan dari Allah ta’ala
baginya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah akan memahamkan ilmu agama
kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka dari hadits ini kita bisa mengambil kesimpulan, seseorang yang tidak Allah berikan pemahaman agama kepadanya maka ini merupakan tanda Allah tidak menginginkan kebaikan kepadanya, dan sebaliknya seorang yang paham dengan agama Allah merupakan tanda kebaikan pada dirinya.
Maka dari hadits ini kita bisa mengambil kesimpulan, seseorang yang tidak Allah berikan pemahaman agama kepadanya maka ini merupakan tanda Allah tidak menginginkan kebaikan kepadanya, dan sebaliknya seorang yang paham dengan agama Allah merupakan tanda kebaikan pada dirinya.
3.
Seorang yang berilmu adalah cahaya yang menjadi petunjuk bagi manusia dalam
urusan agama maupun dunia, bila seorang ulama meninggal
maka itu adalah musibah yang dialami kaum muslimin. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya
Allah tidak mengangkat ilmu secara langsung dari hati hamba-hambanya akan
tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika
Allah tidak lagi menyisakan ulama, jadilah manusia mengangkat pemimpin-pemimpin
yang bodoh sebagai ulama, mereka bertanya kepadanya dan ia pun menjawab tanpa
ilmu sehingga ia sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ilmu
yang wajib dipelajari bagi manusia adalah ilmu yang menuntut untuk di amalkan
saat itu, adapun ketika amalan tersebut belum tertuntut untuk di amalkan maka
belum wajib untuk dipelajari. Jadi ilmu tentang tauhid, tentang 2 kalimat
syahadat, ilmu tentang iman, adalah ilmu yang wajib dipelajari ketika seseorang
menjadi muslim, karena ilmu ini adalah dasar yang harus diketahui.
Kemudian
ilmu tentang shalat, hal-hal yang berkaitan dengan shalat, seperti bersuci dan
lainnya, merupakan ilmu berikutnya yang harus dipelajari, kemudian ilmu tentang
hal-hal yang halal dan haram, ilmu tentang mualamalah dan seterusnya.
Semoga
Allah ta’ala
memberi taufik kepada kita semua untuk senantiasa berilmu sebelum berkata dan
beramal. Semoga Allah menolong kita untuk meraih kemuliaan hidup yang hakiki di
dunia dan akhirat dengan mempelajari ilmu agama islam yang benar yang
bersumberkan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman para Sahabat
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Wallaahu a’lam bishshawaab.