UPT. Al-Islam & Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Pontianak

REVOLUSI ILMU

“Nun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan” (Al-Qalam [68]:1)
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Nabi Idris adalah orang yang pertama kali menulis dengan pena. Artinya, orang yang mula-mula menulis dengan pena adalah salah satu nabi utusan Allah, bukan seorang filosof, bukan pula orang Eropa. Itu menunjukkan bahwa menuntut ilmu dan prestasi ilmiah merupakan bagian dari ibadah. Ada yang beranggapan bahwa jalan menuju masjid berbeda dengan jalan untuk menimba ilmu, Anggapan seperti ini salah besar.
Kata al-’ilm, yang berarti ilmu, terulang sebanyak 80 kali dalam Al-Qur’an. Sedangkan kata-kata yang diderivasikan darinya, seperti ya’lam, ya’lamùn, tercatat ratusan kali. Bahkan kata al-’ilm beserta segala bentuk derivasinya merupakan kata yang paling banyak diulang dalam Al-Qur‘an. Andai saja para pelajar menginginkan kelulusan dan kegemilangan dalam studi mereka!
Beberapa tahun ajaran telah lewat, dan tingkat kegagalan selalu bertambah seperti yang terpampang dalam hasil ujian. Realita yang ada memperlihatkan bahwa setiap anggota keluarga akan merasa khawatir jika anak mereka mulai aktif dalam bidang agama sehingga akhirnya akan mengalami kegagalan dalam studi. Kitalah penyebab dari pemahaman yang salah seperti itu karena kita tidak memahami Islam dengan benar.
Islam butuh generasi muda yang hebat dan unggul. Karena itu, kita harus berusaha untuk selalu sukses. Itulah tuntunan agama kita. Islam tidak memerlukan orang-orang gagal yang hanya akan menjadi beban.
-      Hal pertama yang diajarkan kepada Nabi Adam adalah, “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya” (Al-Baqarah [2]: 31).
-      Orang yang pertama kali menulis dengan pena adalah Nabi Idris.
-      Kata pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah iqra‘. Di balik kalimat itu terdapat banyak makna yang harus dipahami dengan benar sebagai pedoman menjalani hidup.
-      Dalam Al-Qur‘an tertulis lafazh ulil albab, ‘orang yang berpikir’ sebanyak 16 kali.
-      Kata-kata yang diderivasikan dari lafazh ’aql ’akal’ dan tafkir ’berpikir’ tercantum sebanyak 49 kali.
-      Kata-kata seperti yufakkir, yufakkirûn, dan yatafakkarûn semuanya mempunyai arti berpikir terulang sebanyak 18 kali. Barangsiapa yang menggembor-gemborkan kebebasan berpikir, maka dia harus menyadari bahwa Islam berada di garda terdepan. kebebasan berpikir di dalam sekian banyak tatanan dan ideologi manusia selain dalam Islam.
-      Kata “hikmah” terulang sebanyak 20 kali.
-      Kata burhan ’bukti’ terulang sebanyak 8 kali.
-      Dalam Shahih Bukhari, terdapat 102 hadits yang mendorong manusia untuk mempelajari ilmu.
Setelah kita tahu hal-hal di atas, betapa kita prihatin melihat keadaan umat Islam yang berada dalam era kemunduran. Pantaskah kita, sebagai pengikut Nabi Muhammad menerima hal ini?
Ini adalah sebuah bencana yang disebabkan oleh campur tangan orang-orang yang meremehkan ilmu, orang-orang yang hanya bisa berbuat curang dalam ujian, serta orang-orang yang mengingkari kekuatan ilmu pengetahuan bagi kemajuan Islam dan kaum muslimin. Rasulullah bersabda, “Sampaikanlah kepada orang lain apa yang telah kalian peroleh dariku walaupun satu ayat! Jadilah kalian orang-orang yang terkemuka di antara manusia!
Seorang muslim seharusnya menjadi yang terbaik dalam berbagai bidang; pelajar terbaik, olahragawan terbaik, ilmuwan terbaik, pegawai terbaik, dan lain sebagainya.
Nilai Ilmu dalam Islam
Nabi Muhammad tidak pernah meninggalkan perhatiannya untuk mendidik perempuan. Dia menyuruh Syifa‘ binti Abdullah untuk mengajari ilmu tulis-menulis kepada Hafshah binti Umar. Siapa pun yang mengira bahwa Islam mengabaikan pendidikan perempuan, maka dia telah berbuat kesalahan.
Jika kita tahu bahwa Nabi Idris adalah orang yang pertama kali menulis dengan pena, maka orang yang memiliki kemampuan dalam menulis mesti segera memperlihatkannya dan menggunakannya demi kemaslahatan kaum muslimin.
-      Tesis magister atau disertasi doktoral adalah sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, maka ia termasuk bagian dari Islam.
-      Menemukan barang produksi baru yang bermanfaat bagi manusia adalah bagian dari Islam
-      Mengembangkan perusahaan dan memasukkan inovasi-inovasi baru di dalamnya merupakan bagian dari Islam.
-      Meraih kesuksesan dan prestasi akademik adalah bagian dari Islam.
Bukankah Islam telah mewajibkan kita untuk menuntut ilmu? Bukankah Allah telah memerintahkan kita untuk berdoa agar ilmu kita ditambah? Bukankah Nabi Muhammad telah menyuruh kita untuk mencari ilmu di mana dan dari siapa saja? Janganlah kita rela mengganti apa yang baik bagi kita dengan apa yang lebih buruk! Tidak ada kemajuan dan peradaban yang akan tercapai kecuali dengan Islam. Islam lah yang mendorong kita untuk selalu mencari ilmu, berpikir, dan memanfaatkan akal pikiran agar nikmat Allah itu tidak menjadi sia-sia. Mementingkan kebutuhan jasad dan ruh tetapi meninggalkan kebutuhan akal adalah sebuah aib, terutama bagi kita yang mampu memenuhi kebutuhan akal tersebut. Benar apa yang dikatakan penyair al-Mutanabbi dalam syair berikut:
Aku tidak penah melihat aib yang lebih hebat pada diri manusia.
Melebihi aib orang yang mampu untuk berbuat lebih sempurna (tapi tidak mau melakukannya).
Wallaahu a’lam bishshawaab
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sukkron